Senin, 28 April 2014

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT[1]
Oleh : Melvin M. Simanjuntak, STh, MSi[2]
PROLOG
            Di dalam Alkitab terdapat 2 kisah yang sangat menarik untuk dikaji saksama dan cermat yang relevan dengan topik bahasan kita saat ini. Di Perjanjian Lama dikisahkan bahwa setelah bangsa Israel menang berperang melawan bangsa Amalek di Kasidim, barulah Musa menyadari kekurangangan/kelemahan kepemimpinannya, yang tidak bias ditangani sendiri untuk mengatur dan mengelola semua kebutuhan bangsanya dengan elegan, teratur, terukur, dan terencana. Artinya sudah perlu pengorganisasian dan tim untuk mengatasi tiap pergumulan yang muncul ke permukaan. Permasalahan Musa pada dasarnya adalah mengenai pengorganisasian bangsa Israel. Masalahnya inilah yang dibawa ke mertuanya bernama Yitro agar didapat solusi. Solusi yang diberikan Yitro kepada si Musa dikenal di dalam organisasi sebagai pendelegasian tugas, atau simplisitas solusi (penyederhanaan tingkat pemecahan masalah) agar tidak semua masalah yang berat, sedang, dan sepele diberikan kepada Musa. Yang sangat menarik buat kita bahwa ternyata Yitro jjuga memberikan batasan integritas dan moralitas terhadap pemimpin, yang dapat kita pandang sebagai landasan ideal dan universal, yakni pertama memiliki abilitas/kualitas mumpuni (kecakapan) yang baik dan tinggi termasuk loyalitas, religiositas (meminjam istilah Romo Mangun) yang sangat baik dan setia, kredibilitas yang baik dan terukur, dan juga anti-korupsi (kebal suap). Selanjutnya silahkan dibaca cermat nas Keluaran 18:13-23.
            Di dalam Perjanjian Baru juga dikisahkan bahwa pada petang hari di hadapan orang sekitar 5.000 jiwa Yesus memberikan pengajaran dan pelayanan-Nya sampai malam hari. Sesuai kebiasaan budaya Timur jika sudah larut malam tentu tamu diberi makan dan minum. Pada saat yang kritis emergensi tersebut Yesus menugaskan murid-muridNya untuk segera memeriksa stok logistic konsumsi yang tersedia agar memudahkan pendistribusian kepada masyarakatNya. Pemeriksaan murid Yesus tidak hanya sebatas konsumsi, melainkan juga mengatur orang sebanyak itu ke dalam 2 kelompok, yakni kelompok yang beranggotakan 100 orang, dan satu lagi kelompok yang beranggotakan 50 orang. Coba kita bayangkan bagaimana 12 orang murid mampu melayani orang sebanyak itu dengan aman, tertib, dan damai? Luar biasa bukan? Artinya kita butuh pemahaman yang serius tentang pengorganisasian masyarakat, yang mungkin tidak didapat di bangku kuliah, tapi kita didapat di dalam persekutuan dan pergaulan di tengah-tengah masyarakat kita. Saat ini kita akan coba mengetengahkan apa pengertian tentang pengorganisasian masyarakat, dan bagaimana kita dapat mengorganisasi masyarakat kita. Tentu kita harus camkan bahwa jemaat yang kita layani adalah satu unit masyarakat. Dari paparan kisah tersebut sudah amat jelas bahwa baik Musa maupun Yesus memiliki tingkat kebutuhan yang sangat tinggi tentang pengorganisasian. Di kemudian hari hal serupa juga dialami tokoh-tokoh masyarakat seperti  Rasul Paulus, Martin Luther, Ingwer Ludwig Nommensen, bahkan sampai kepada tokoh-tokoh Mahatma Gandhi, Martin Luther King, Jean Paul Sartre, Lech Walesa dan Saul David Alinsky.

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Di dalam teori Sosiologi terdapat 2 istilah penting yang saling terkait, yakni pertama pengorganisasian rakyat atau masyarakat (community organization), dan kedua pemberdayaan rakyat/masyarakat (community empowerment). Keduanya merupakan bagian dari Perubahan Sosial (Social change) yang bercorak revolusi/radikal, evolusi/perubahan secara gradual berkelanjutan, dan reformasi. Pengorganisasian masyarakat cenderung bertujuan untuk menggapai arah revolusi dan evolusi, bukan reformasi sebagaiman arah tujuan pemberdayaan masyarakat. Sebab pengorganisasian masyarakat umumnya adalah mengubah sistem, dan melawan para penguasa (pemegang otoritas), sedangkan pemberdayaan masyarakat cenderung hanya mempertahankan kemampuan masyarakat tersebut dengan memakai potensi yang tersedia, bukan untuk mengganti sistem dan penguasa. Jadi topik kita saat ini sangat berat, karena harus memiliki konsep dan teori yang jelas tentang masyarakat, sistem sosial budaya, dan bahkan politik secara radikal tapi yang kita lakukan saat ini sebatas kajian ilmiah, dan perdebatan saja. Jika kalian mau melangkah lebih lanjut untuk dapat menerapkan pengorganisasian masyarakat, tentu berpulang kembali ke hati nurani anda.
Bercermin dari kisah dalam Alkitab, sebenarnya pengorganisasian masyarakat memiliki 2 proses penting, yakni pertama proses pembangunan kekuatan masyarakat secara stabil permanen sehingga semua pihak termasuk penguasa dapat dikontrol bahkan perlu dipaksa untuk bertanggung jawab penuh terhadap situasi sosial yang dialami rakyatnya, dan kedua proses transformasi individu dan kelompok-kelompok masyarakat untuk saling menghormati dan partisipasi di dalam ruang kehidupan publik (artinya masyarakat perlu diberi akses informasi kebijakan publik dan pengambilan keputusan misalnya dengan “memasyarakatkan” asas legal standing “referendum”). Dengan pemahaman proses pengorganisasian masyarakat demikian dapat ditarik pemahaman bagi kita bahwa pengorganisasian masyarakat adalah proses membangun kekuatan permanen untuk mengganti kekuatan yang ada dengan melibatkan semua elemen/unsur masyarakat sebanyak mungkin sehingga ancaman dan tantangan yang menjadi permasalahan mereka dapat diatasi secara bersama-sama sesuai kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Dengan batasan itu tentu sebelum kita melakukan pengorganisasian masyarakat sangat perlu dan penting untuk memegang filosofi prinsip pengorganisasian masyarakat agar tidak menjadi bumerang, anarkis, dan barbar. Filosofi prinsip di dalam pengorganisasian masyarakat mencakup beberapa hal, yakni: pertama pemahaman budaya inklusif (tidak boleh pilih bulu atau pun tebang pilih, yang terkesan diskriminasi), kedua budaya partisipatif yang mengandalkan norma umum yang sangat dikenal di dunia sosiologi,”Jangan pernah melakukan apa yang mereka bisa lakukan sendiri”, ketiga memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa masyarakat sampai ke tujuan dengan berpedoman kerja secara holistic serta mencermati setiap ancaman yang datang, keempat berpikiran kritis yang mampu mengritisi semua sistem aturan kebijakan publik institusi yang dianggap sangat merugikan masyarakat (dalam posisi demikian sudah tentu akan dicap sebagai oposan atau pembangkang alias pemberontak), dan kelima memiliki basis nilai dan budaya lokal sehingga tidak menjadi masalah di dalam dan sistem budaya nilai masyarakat menjadi perhatian serta dihargai. Sebelum kita masuk untuk memformat sistematika pengorganisasian masyarakat, ada baiknya saya mengajak anda untuk memahami strategi yang diterapkan Saul David Alinsky, seorang doctor khusus bidang pengorganisasian masyarakat berasal dari Rusia dan berdarah Yahudi yang bermigrasi ke Negara Amerika Serikat. Menurut Alinsky strategi bukan dari apa yang dilakukan melainkan kekuatannya terletak pada apa yang bias digunakan dari potensi yang dimiliki. Tactics mean doing what you can with what you have.  Beliau memberikan 13 patokan strategi yang penting di dalam pengorganisasian masyarakat, sebagai aturan main yang baku. Pertama kekuasaan/Power tidak hanya apa yang anda miliki tetapi apa musuh berpikir kau punya, power is not only what you have but what the enemy thinks you have. (Alinsky 1972: 127). Dalam buku itu ia mengatakan bahwa jika seseorang memiliki dukungan massa, orang harus memamerkannya, jika seseorang tidak seseorang harus membuat banyak suara, jika tidak bisa membuat suara gaduh yang besar, membuat besar berbau busuk. Kedua jangan pernah pergi ke luar pengalaman orang-orang anda (Alinsky 1972: 127). Ketiga sedapat mungkin pergi ke luar pengalaman musuh (Alinsky 1972: 127). Keempat membuat musuh hidup sampai buku mereka sendiri aturan (Alinsky 1972: 128). Kelima Ridicule adalah senjata manusia paling ampuh (Alinsky 1972: 128).
Keenam sebuah taktik yang baik adalah salah satu bahwa rakyat Anda menikmati (Alinsky 1972: 128). Ketika beberapa pensiunan telah mengatur untuk memiliki, apa yang dengan mudah bisa menjadi membosankan pertemuan dengan menteri kesehatan, ia mendapat mereka untuk mengajukan pertanyaan dalam bentuk rutinitas tarian. Dia juga mendapatkan sekelompok orang untuk protes terhadap tanaman GM dengan memakai alat perlindungan radioaktif dan berjalan sekitar dengan penghitung Geiger. Ketujuh sebuah taktik yang membosankan terlalu lama menjadi tarik (Alinsky 1972: 128). Mark Thomas mengaku menggunakan serangkaian 'akrobatik', untuk membuat poin-nya. Ia cenderung untuk menggunakan banyak tindakan kecil, seperti digambarkan tentang, daripada tindakan berkepanjangan. Pendekatan ini mengarah ke aturan kedelapan. Kedelapan jaga tekanan pada (Alinsky 1972: 128). Saul Alinsky mengatakan untuk tidak berpuas diri yang jika seseorang memiliki kemenangan parsial. Dia mengatakan kita harus ingat Franklin D. Roosevelt 'respon terhadap sebuah delegasi reformasi,' Oke, Anda telah meyakinkan saya. Sekarang lanjutkan keluar dan membawa tekanan pada saya! " Untuk Alinsky, tindakan berasal dari menjaga panas di. Ketika memprotes tentang penggunaan protein manusia dalam susu bayi oleh Nestle Mark Thomas mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam pertemuan publik dengan presentasi CEO tentang tanggung jawab perusahaan, ia memiliki protes pada konferensi internasional, ia menulis surat kepada dewan, ia wawancara spesialis dan ilmuwan dari perusahaan, ia telah protes dengan peniru hewan, kunjungan pertanian di mana kawanan sapi yang digunakan disimpan dan bulat drive untuk pelayanan pertanian di kapal tanker susu dan mulai membersihkan jendela dengan susu. Kesembilan ancaman tersebut biasanya lebih menakutkan daripada hal itu sendiri (Alinsky 1972: 129). Ketika Saul Alinsky bocor kabar bahwa sejumlah besar orang miskin yang akan mengikat kamar kecil dari O'Hare Airport, pemerintah kota Chicago cepat setuju untuk bertindak pada komitmen lama untuk sebuah organisasi ghetto. Mereka membayangkan kekacauan sebagai ribuan penumpang dituangkan off pesawat untuk menemukan toilet setiap diduduki. Lalu mereka membayangkan rasa malu internasional dan merusak reputasi kota. Sekali lagi, ketika menantang menghindari pajak warisan, Mark mengancam akan memiliki lebih banyak orang dan lebih meminta untuk melihat lukisan jika perubahan tidak terjadi.
Kesepuluh premis utama untuk taktik merupakan pengembangan dari operasi yang akan mempertahankan tekanan konstan pada oposisi (Alinsky 1972: 129). tekanan semacam itu sangat dibutuhkan, Saul Alinsky berpendapat, dalam rangka untuk mendapatkan reaksi dari oposisi. Dia berargumen bahwa 'aksi dalam reaksi'. Kesebelah  jika Anda mendorong negatif cukup keras dan mendalam akan menerobos ke counterside nya (Alinsky 1972: 129). Pada dasarnya, ini adalah untuk tidak menyerah dan takut untuk berkonsentrasi pada aspek-aspek negatif. Dalam banyak kasus Markus mendorong aspek negatif menyebabkan perubahan, seperti perubahan dalam hukum untuk lukisan, Nestle mempertimbangkan kembali produksi susu dan Channel Four memproduksi sebuah website untuk posting Facebook kepentingan MEP's (yang wajib di negara lain). Dia juga berhasil mendapatkan beberapa pertanyaan serius bertanya menewaskan sekitar perusahaan di parlemen. Keduabelas harga sebuah serangan yang berhasil adalah alternatif yang konstruktif (Alinsky 1972: 130). Ini adalah sisi lain dari aturan sebelumnya. Jika seseorang mendorong pihak lain melalui untuk mengubah satu yang ditawarkan beberapa jenis larutan. Hal ini akan menjadi salah satu kritik saya Mark Thomas, ia jarang menawarkan solusi terhadap permasalahan yang ia mengangkat. Mungkin menyoroti perbedaan antara penghibur dan organizer masyarakat. Ini juga akan menjadi salah satu kritik utama Saul Alinsky dan kembali ke perbedaan ia dibuat antara nyata dan radikal retoris. Dia memiliki sedikit waktu untuk beberapa di kiri ultra yang tahu apa yang mereka memprotes, tetapi sedikit gagasan apa yang mereka perjuangkan. Hal ini terlihat bahwa Mark Thomas tidak mencapai hal-hal konkret, ketika ia telah menuntut beton. Ketigabelas pilih target, beku itu, personalisasi, dan polarisasi itu (Alinsky 1972: 130). Ini mungkin aturan Saul Alinsky paling kontroversial dan adalah bertentangan dengan gagasan umum bahwa kita tidak boleh membuat hal-hal pribadi. Ketika mengejar perubahan dalam hukum waris untuk lukisan dia menargetkan satu individu. Dia sering akan mencari tahu siapa CEO berada dalam perusahaan dan anjing orang. Dalam debat organofosfat ini adalah salah satu ilmuwan bahwa ia sasaran dan keabsahan temuannya.
Nah, setelah kita menjelajahi pemikiran Alinsky tentang pengorganisasian masyarakat maka kini kita mengupas tentang tahapan atau sistematika untuk mengorganisasi masyarakat. Beberapa sumber menyampaikan sistematika pengorganisasian secara rinci, misalnya Saul Alinsky, Dennis Murphy, L. Staples, Dave Bethwith, dan masih banyak lagi namun kita mau mengutarakan beberapa saja. Profesor Denis M. Murphy menyebutkan 10 langkap atau tahap untuk mengorganisasi masyarakat, yakni 1. Integrasi, 2. Pemeriksaan Sosial (Social Investigation), 3. Program yang bersifat pencobaan/pengujian (Tentative Programme), 4. Uji kelayakan, 5. Pertemuan-pertemuan untuk berdiskusi, 6. Bermain peran agar tidak mudah terpancing atau terjebak, 7. Aksi nyata, dengan turun ke jalan alias demonstrasi, 8. Evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan, pengaruh, dan kelemahan, 9. Refleksi, mencurahkan perhatian dengan rangkaian realitas, harapan, dan konsep ke masa depan, 10.Membentuk Organisasi untuk pergerakan selanjutnya. Demikian juga pendapat L.Staples yang memaparkan 10 langkah keberhasilan pengorganisasian masyarakat, yang terdiri dari: 1. Melakukan semua kegiatan sendiri tanpa bantuan pihak mana pun, 2. Mengembangkan Argumen persuasif, 3. Meningkatkan Kesadaran dan Kesadaran, 4. Hukum Menggunakan ada, Kebijakan, dan Proses, 5. Membuat atau Mengubah Hukum, Kebijakan, dan Proses, 6. Menghasilkan Publisitas, 7. Berlatih olah kekuasaan, 8. Mempengaruhi Janji, 9. Mengukur  Daya Jangkau Warga, 10. Mengacaukan "Bisnis seperti Biasa".
Sedangkan Saul Alinsky secara rinci memaparkan 11 langkah untuk mengorganisasi masyarakat. Pertama Kekuasaan/kekuatan tidak hanya apa yang Anda miliki, tapi apa lawan berpikir kau punya. Jika organisasi Anda kecil, menyembunyikan nomor Anda dalam gelap dan membesarkan din yang akan membuat semua orang berpikir Anda memiliki lebih banyak orang banyak dari yang Anda lakukan. Kedua Jangan pernah pergi ke luar pengalaman orang-orang Anda. Hasilnya adalah kebingungan, ketakutan, dan mundur.Ketiga bila memungkinkan, pergi ke luar pengalaman lawan. Di sini Anda ingin menimbulkan kebingungan, ketakutan, dan mundur. Keempat membuat lawan hidup sampai buku mereka sendiri aturan. "Anda dapat membunuh mereka dengan ini, karena mereka tidak bisa lebih mematuhi peraturan mereka sendiri dari gereja Kristen dapat hidup sampai Kristen." Kelima Ridicule adalah senjata manusia paling ampuh. Sulit untuk balik ejekan, dan itu membuat marah pihak oposisi, yang kemudian bereaksi untuk keuntungan Anda. Keenam sebuah taktik yang baik adalah satu orang Anda nikmati. "Jika orang Anda tidak memiliki bola melakukannya, ada sesuatu yang sangat salah dengan taktik itu." Ketujuh sebuah taktik yang membosankan terlalu lama menjadi penahan. Komitmen mungkin menjadi ritual sebagai orang beralih ke masalah lain. Kedelapan jagalah tekanan pada. Gunakan taktik yang berbeda dan tindakan dan menggunakan semua peristiwa masa untuk tujuan Anda. "Sasaran utama untuk taktik merupakan pengembangan dari operasi yang akan mempertahankan tekanan konstan pada oposisi. Inilah yang akan menyebabkan oposisi untuk bereaksi untuk keuntungan Anda. " Kesembilan ancaman ini lebih menakutkan daripada hal itu sendiri. Ketika Alinsky bocor kabar bahwa sejumlah besar orang miskin yang akan mengikat kamar kecil dari O'Hare Airport, pemerintah kota Chicago cepat setuju untuk bertindak pada komitmen lama untuk sebuah organisasi ghetto. Mereka membayangkan kekacauan sebagai ribuan penumpang dituangkan pesawat take off untuk menemukan toilet setiap diduduki. Lalu mereka membayangkan rasa malu internasional dan merusak reputasi kota. Kesepuluh harga sebuah serangan yang berhasil adalah alternatif yang konstruktif. Hindari terjebak oleh lawan atau pewawancara yang mengatakan, "Oke, apa yang akan Anda lakukan?" Kesebelas pilih target, beku itu, personalisasi, polarisasi itu. Jangan mencoba untuk menyerang perusahaan abstrak atau birokrasi. Identifikasi individu yang bertanggung jawab. Abaikan upaya untuk shift atau menyebarkan disalahkan.
Nah, semoga anda semakin dicerahkan dan dapat membantu anda untuk mengembangkan Kerajaan Allah di muka bumi kita. Silahkan mencoba saudaraku.

Referensi Lebih Lanjut :
1.          Albert Camus, The rebel : an essay on man in revolt,  New York : Vintage International, 1991; telah dibahasa-indonesiakan menjadi Pemberontak : esai tentang manusia dalam revolusi; -; Camus, Albert; Jakarta : Bentang
2.          Dave Beckwith dan Christina Lopez., 1997. People Power from the Grassroots. Center for community change.
3.          Denis Murphy, People Power Organization., Hongkong: Kowloon, 1989; diterjemahkan menjadi, Mengorganisir Kekuatan Rakyat, Jakarta : PMK HKBP dan URM-Indonesia, 2000.
5.          Jose P.M.Cunaman,  JESUS, the organizer,  Christian Conference of Asia, Urban Rural Mission, 1994, terjemahan PMK HKBP dan URM –Indonesia, Jesus Sang Organiser, 1998
6.          Saul Alinsky, Reveille for Radicals (New York: Vintage Books), 1989, (Original publication was in 1946.)
7.          Saul Alinsky, Rules for Radicals: A Pragmatic Primer for Realistic Radicals (New York: Vintage Books), March 1972 edition, Original publication was in 1971, lihat juga akses www.crossroad.to/Quotes/communism/alinsky.htm


[1] Makalah disajikan pada Kursus Pembinaan Mahasiswa Pascasarjana Magister Diviniti (MDiv) Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematang Siantar, tanggal 17-18 Nopember 2010 di Tuktuk-Samosir
[2] Pendeta HKBP Resort Agape Distrik VI Dairi lulusan STT Jakarta 1996 dan MSi dari Universitas Padjadjaran tahun 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar