PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT[1]
Oleh
: Melvin M. Simanjuntak, STh, MSi[2]
PROLOG
Di dalam Alkitab terdapat 2 kisah
yang sangat menarik untuk dikaji saksama dan cermat yang relevan dengan topik
bahasan kita saat ini. Di Perjanjian Lama dikisahkan bahwa setelah bangsa
Israel menang berperang melawan bangsa Amalek di Kasidim, barulah Musa
menyadari kekurangangan/kelemahan kepemimpinannya, yang tidak bias ditangani
sendiri untuk mengatur dan mengelola semua kebutuhan bangsanya dengan elegan,
teratur, terukur, dan terencana. Artinya sudah perlu pengorganisasian dan tim
untuk mengatasi tiap pergumulan yang muncul ke permukaan. Permasalahan Musa
pada dasarnya adalah mengenai pengorganisasian bangsa Israel. Masalahnya inilah
yang dibawa ke mertuanya bernama Yitro agar didapat solusi. Solusi yang
diberikan Yitro kepada si Musa dikenal di dalam organisasi sebagai
pendelegasian tugas, atau simplisitas solusi (penyederhanaan tingkat pemecahan
masalah) agar tidak semua masalah yang berat, sedang, dan sepele diberikan
kepada Musa. Yang sangat menarik buat kita bahwa ternyata Yitro jjuga
memberikan batasan integritas dan moralitas terhadap pemimpin, yang dapat kita
pandang sebagai landasan ideal dan universal, yakni pertama memiliki
abilitas/kualitas mumpuni (kecakapan) yang baik dan tinggi termasuk loyalitas,
religiositas (meminjam istilah Romo Mangun) yang sangat baik dan setia,
kredibilitas yang baik dan terukur, dan juga anti-korupsi (kebal suap).
Selanjutnya silahkan dibaca cermat nas Keluaran 18:13-23.
Di dalam Perjanjian Baru juga
dikisahkan bahwa pada petang hari di hadapan orang sekitar 5.000 jiwa Yesus
memberikan pengajaran dan pelayanan-Nya sampai malam hari. Sesuai kebiasaan
budaya Timur jika sudah larut malam tentu tamu diberi makan dan minum. Pada
saat yang kritis emergensi tersebut Yesus menugaskan murid-muridNya untuk
segera memeriksa stok logistic konsumsi yang tersedia agar memudahkan
pendistribusian kepada masyarakatNya. Pemeriksaan murid Yesus tidak hanya
sebatas konsumsi, melainkan juga mengatur orang sebanyak itu ke dalam 2
kelompok, yakni kelompok yang beranggotakan 100 orang, dan satu lagi kelompok
yang beranggotakan 50 orang. Coba kita bayangkan bagaimana 12 orang murid mampu
melayani orang sebanyak itu dengan aman, tertib, dan damai? Luar biasa bukan?
Artinya kita butuh pemahaman yang serius tentang pengorganisasian masyarakat,
yang mungkin tidak didapat di bangku kuliah, tapi kita didapat di dalam
persekutuan dan pergaulan di tengah-tengah masyarakat kita. Saat ini kita akan
coba mengetengahkan apa pengertian tentang pengorganisasian masyarakat, dan
bagaimana kita dapat mengorganisasi masyarakat kita. Tentu kita harus camkan
bahwa jemaat yang kita layani adalah satu unit masyarakat. Dari paparan kisah
tersebut sudah amat jelas bahwa baik Musa maupun Yesus memiliki tingkat
kebutuhan yang sangat tinggi tentang pengorganisasian. Di kemudian hari hal
serupa juga dialami tokoh-tokoh masyarakat seperti Rasul Paulus, Martin Luther, Ingwer Ludwig
Nommensen, bahkan sampai kepada tokoh-tokoh Mahatma Gandhi, Martin Luther King,
Jean Paul Sartre, Lech Walesa dan Saul David Alinsky.
PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT
Di
dalam teori Sosiologi terdapat 2 istilah penting yang saling terkait, yakni
pertama pengorganisasian rakyat atau masyarakat (community organization), dan kedua pemberdayaan rakyat/masyarakat (community empowerment). Keduanya
merupakan bagian dari Perubahan Sosial (Social
change) yang bercorak revolusi/radikal, evolusi/perubahan secara gradual
berkelanjutan, dan reformasi. Pengorganisasian masyarakat cenderung bertujuan
untuk menggapai arah revolusi dan evolusi, bukan reformasi sebagaiman arah
tujuan pemberdayaan masyarakat. Sebab pengorganisasian masyarakat umumnya
adalah mengubah sistem, dan melawan para penguasa (pemegang otoritas),
sedangkan pemberdayaan masyarakat cenderung hanya mempertahankan kemampuan
masyarakat tersebut dengan memakai potensi yang tersedia, bukan untuk mengganti
sistem dan penguasa. Jadi topik kita saat ini sangat berat, karena harus
memiliki konsep dan teori yang jelas tentang masyarakat, sistem sosial budaya,
dan bahkan politik secara radikal tapi yang kita lakukan saat ini sebatas
kajian ilmiah, dan perdebatan saja. Jika kalian mau melangkah lebih lanjut
untuk dapat menerapkan pengorganisasian masyarakat, tentu berpulang kembali ke
hati nurani anda.
Bercermin
dari kisah dalam Alkitab, sebenarnya pengorganisasian masyarakat memiliki 2
proses penting, yakni pertama proses pembangunan kekuatan masyarakat secara
stabil permanen sehingga semua pihak termasuk penguasa dapat dikontrol bahkan
perlu dipaksa untuk bertanggung jawab penuh terhadap situasi sosial yang
dialami rakyatnya, dan kedua proses transformasi individu dan kelompok-kelompok
masyarakat untuk saling menghormati dan partisipasi di dalam ruang kehidupan
publik (artinya masyarakat perlu diberi akses informasi kebijakan publik dan
pengambilan keputusan misalnya dengan “memasyarakatkan” asas legal standing “referendum”). Dengan
pemahaman proses pengorganisasian masyarakat demikian dapat ditarik pemahaman
bagi kita bahwa pengorganisasian masyarakat adalah proses membangun kekuatan
permanen untuk mengganti kekuatan yang ada dengan melibatkan semua elemen/unsur
masyarakat sebanyak mungkin sehingga ancaman dan tantangan yang menjadi
permasalahan mereka dapat diatasi secara bersama-sama sesuai kebutuhan
masyarakat itu sendiri.
Dengan
batasan itu tentu sebelum kita melakukan pengorganisasian masyarakat sangat
perlu dan penting untuk memegang filosofi prinsip pengorganisasian masyarakat
agar tidak menjadi bumerang, anarkis, dan barbar. Filosofi prinsip di dalam
pengorganisasian masyarakat mencakup beberapa hal, yakni: pertama pemahaman
budaya inklusif (tidak boleh pilih bulu atau pun tebang pilih, yang terkesan
diskriminasi), kedua budaya partisipatif yang mengandalkan norma umum yang
sangat dikenal di dunia sosiologi,”Jangan pernah melakukan apa yang mereka bisa
lakukan sendiri”, ketiga memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa
masyarakat sampai ke tujuan dengan berpedoman kerja secara holistic serta
mencermati setiap ancaman yang datang, keempat berpikiran kritis yang mampu
mengritisi semua sistem aturan kebijakan publik institusi yang dianggap sangat
merugikan masyarakat (dalam posisi demikian sudah tentu akan dicap sebagai
oposan atau pembangkang alias pemberontak), dan kelima memiliki basis nilai dan
budaya lokal sehingga tidak menjadi masalah di dalam dan sistem budaya nilai
masyarakat menjadi perhatian serta dihargai. Sebelum kita masuk untuk memformat
sistematika pengorganisasian masyarakat, ada baiknya saya mengajak anda untuk
memahami strategi yang diterapkan Saul David Alinsky, seorang doctor khusus
bidang pengorganisasian masyarakat berasal dari Rusia dan berdarah Yahudi yang
bermigrasi ke Negara Amerika Serikat. Menurut Alinsky strategi bukan dari apa
yang dilakukan melainkan kekuatannya terletak pada apa yang bias digunakan dari
potensi yang dimiliki. Tactics
mean doing what you can with what you have. Beliau memberikan 13 patokan strategi yang
penting di dalam pengorganisasian masyarakat, sebagai aturan main yang baku.
Pertama kekuasaan/Power tidak hanya apa yang anda miliki tetapi apa musuh berpikir kau punya, power is not only what you have but what the
enemy thinks you have. (Alinsky 1972: 127). Dalam buku itu ia mengatakan bahwa
jika seseorang memiliki dukungan massa, orang harus memamerkannya, jika
seseorang tidak seseorang harus membuat banyak suara, jika tidak bisa membuat suara gaduh yang besar,
membuat besar berbau busuk. Kedua jangan pernah
pergi ke luar pengalaman orang-orang anda
(Alinsky 1972: 127). Ketiga sedapat mungkin pergi ke luar pengalaman musuh (Alinsky
1972: 127). Keempat
membuat musuh hidup sampai buku mereka sendiri aturan
(Alinsky 1972: 128). Kelima Ridicule
adalah senjata manusia paling ampuh (Alinsky 1972: 128).
Keenam
sebuah taktik yang baik adalah salah satu bahwa rakyat
Anda menikmati (Alinsky 1972: 128). Ketika beberapa pensiunan telah mengatur
untuk memiliki, apa yang dengan mudah bisa menjadi membosankan pertemuan dengan
menteri kesehatan, ia mendapat mereka untuk mengajukan pertanyaan dalam bentuk
rutinitas tarian. Dia juga mendapatkan sekelompok orang untuk protes terhadap
tanaman GM dengan memakai alat perlindungan radioaktif dan berjalan sekitar
dengan penghitung Geiger. Ketujuh sebuah taktik yang membosankan terlalu lama menjadi tarik
(Alinsky 1972: 128). Mark Thomas mengaku menggunakan serangkaian 'akrobatik',
untuk membuat poin-nya. Ia cenderung untuk menggunakan banyak tindakan kecil,
seperti digambarkan tentang, daripada tindakan berkepanjangan. Pendekatan ini
mengarah ke aturan kedelapan.
Kedelapan jaga
tekanan pada (Alinsky 1972: 128). Saul Alinsky mengatakan untuk tidak berpuas
diri yang jika seseorang memiliki kemenangan parsial. Dia mengatakan kita harus
ingat Franklin D. Roosevelt 'respon terhadap sebuah delegasi reformasi,' Oke,
Anda telah meyakinkan saya. Sekarang lanjutkan keluar dan membawa tekanan pada
saya! " Untuk Alinsky, tindakan berasal dari menjaga panas di. Ketika
memprotes tentang penggunaan protein manusia dalam susu bayi oleh Nestle Mark
Thomas mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam pertemuan publik dengan
presentasi CEO tentang tanggung jawab perusahaan, ia memiliki protes pada konferensi
internasional, ia menulis surat kepada dewan, ia wawancara spesialis dan
ilmuwan dari perusahaan, ia telah protes dengan peniru hewan, kunjungan
pertanian di mana kawanan sapi yang digunakan disimpan dan bulat drive untuk
pelayanan pertanian di kapal tanker susu dan mulai membersihkan jendela dengan
susu.
Kesembilan ancaman tersebut biasanya lebih
menakutkan daripada hal itu sendiri (Alinsky 1972: 129). Ketika Saul Alinsky
bocor kabar bahwa sejumlah besar orang miskin yang akan mengikat kamar kecil
dari O'Hare Airport, pemerintah kota Chicago cepat setuju untuk bertindak pada
komitmen lama untuk sebuah organisasi ghetto. Mereka membayangkan kekacauan
sebagai ribuan penumpang dituangkan off pesawat untuk menemukan toilet setiap
diduduki. Lalu mereka membayangkan rasa malu internasional dan merusak reputasi
kota. Sekali lagi, ketika menantang menghindari pajak warisan, Mark mengancam
akan memiliki lebih banyak orang dan lebih meminta untuk melihat lukisan jika
perubahan tidak terjadi.
Kesepuluh
premis utama
untuk taktik merupakan pengembangan dari operasi yang akan mempertahankan
tekanan konstan pada oposisi (Alinsky 1972: 129). tekanan semacam itu sangat
dibutuhkan, Saul Alinsky berpendapat, dalam rangka untuk mendapatkan reaksi
dari oposisi. Dia berargumen bahwa 'aksi dalam reaksi'. Kesebelah jika Anda mendorong negatif cukup keras dan mendalam akan
menerobos ke counterside nya (Alinsky 1972: 129). Pada dasarnya, ini adalah
untuk tidak menyerah dan takut untuk berkonsentrasi pada aspek-aspek negatif.
Dalam banyak kasus Markus mendorong aspek negatif menyebabkan perubahan,
seperti perubahan dalam hukum untuk lukisan, Nestle mempertimbangkan kembali
produksi susu dan Channel Four memproduksi sebuah website untuk posting
Facebook kepentingan MEP's (yang wajib di negara lain). Dia juga berhasil
mendapatkan beberapa pertanyaan serius bertanya menewaskan sekitar perusahaan
di parlemen.
Keduabelas harga sebuah serangan yang
berhasil adalah alternatif yang konstruktif (Alinsky 1972: 130). Ini adalah
sisi lain dari aturan sebelumnya. Jika seseorang mendorong pihak lain melalui
untuk mengubah satu yang ditawarkan beberapa jenis larutan. Hal ini akan
menjadi salah satu kritik saya Mark Thomas, ia jarang menawarkan solusi
terhadap permasalahan yang ia mengangkat. Mungkin menyoroti perbedaan antara
penghibur dan organizer masyarakat. Ini juga akan menjadi salah satu kritik
utama Saul Alinsky dan kembali ke perbedaan ia dibuat antara nyata dan radikal
retoris. Dia memiliki sedikit waktu untuk beberapa di kiri ultra yang tahu apa
yang mereka memprotes, tetapi sedikit gagasan apa yang mereka perjuangkan. Hal
ini terlihat bahwa Mark Thomas tidak mencapai hal-hal konkret, ketika ia telah
menuntut beton. Ketigabelas pilih
target, beku itu, personalisasi, dan polarisasi itu (Alinsky 1972: 130). Ini
mungkin aturan Saul Alinsky paling kontroversial dan adalah bertentangan dengan
gagasan umum bahwa kita tidak boleh membuat hal-hal pribadi. Ketika mengejar
perubahan dalam hukum waris untuk lukisan dia menargetkan satu individu. Dia sering
akan mencari tahu siapa CEO berada dalam perusahaan dan anjing orang. Dalam
debat organofosfat ini adalah salah satu ilmuwan bahwa ia sasaran dan keabsahan
temuannya.
Nah,
setelah kita menjelajahi pemikiran Alinsky tentang pengorganisasian masyarakat
maka kini kita mengupas tentang tahapan atau sistematika untuk mengorganisasi
masyarakat. Beberapa sumber menyampaikan sistematika pengorganisasian secara
rinci, misalnya Saul Alinsky, Dennis Murphy, L. Staples, Dave Bethwith, dan
masih banyak lagi namun kita mau mengutarakan beberapa saja. Profesor Denis M.
Murphy menyebutkan 10 langkap atau tahap untuk mengorganisasi masyarakat, yakni
1. Integrasi, 2. Pemeriksaan Sosial (Social
Investigation), 3. Program yang bersifat pencobaan/pengujian (Tentative Programme), 4. Uji kelayakan,
5. Pertemuan-pertemuan untuk berdiskusi, 6. Bermain peran agar tidak mudah
terpancing atau terjebak, 7. Aksi nyata, dengan turun ke jalan alias
demonstrasi, 8. Evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan, pengaruh, dan
kelemahan, 9. Refleksi, mencurahkan perhatian dengan rangkaian realitas,
harapan, dan konsep ke masa depan, 10.Membentuk Organisasi untuk pergerakan
selanjutnya. Demikian juga pendapat L.Staples yang memaparkan 10 langkah
keberhasilan pengorganisasian masyarakat, yang terdiri dari: 1.
Melakukan semua
kegiatan sendiri tanpa bantuan pihak mana pun, 2.
Mengembangkan Argumen persuasif,
3. Meningkatkan Kesadaran dan Kesadaran, 4. Hukum Menggunakan ada, Kebijakan, dan Proses, 5. Membuat
atau Mengubah Hukum, Kebijakan, dan Proses,
6. Menghasilkan Publisitas,
7. Berlatih olah
kekuasaan, 8. Mempengaruhi Janji, 9. Mengukur
Daya Jangkau Warga,
10. Mengacaukan "Bisnis seperti Biasa".
Sedangkan
Saul Alinsky secara rinci memaparkan 11 langkah untuk mengorganisasi
masyarakat. Pertama Kekuasaan/kekuatan tidak hanya apa yang Anda miliki, tapi apa lawan
berpikir kau punya. Jika organisasi Anda kecil, menyembunyikan nomor Anda dalam
gelap dan membesarkan din yang akan membuat semua orang berpikir Anda memiliki
lebih banyak orang banyak dari yang Anda lakukan. Kedua Jangan pernah pergi ke luar pengalaman orang-orang Anda. Hasilnya adalah kebingungan, ketakutan, dan mundur.Ketiga bila memungkinkan, pergi ke luar pengalaman lawan. Di sini
Anda ingin menimbulkan kebingungan, ketakutan, dan mundur. Keempat membuat lawan hidup sampai buku mereka sendiri aturan.
"Anda dapat membunuh mereka dengan ini, karena mereka tidak bisa lebih
mematuhi peraturan mereka sendiri dari gereja Kristen dapat hidup sampai
Kristen."
Kelima
Ridicule adalah senjata manusia paling ampuh. Sulit untuk
balik ejekan, dan itu membuat marah pihak oposisi, yang kemudian bereaksi untuk
keuntungan Anda.
Keenam
sebuah taktik yang baik adalah satu orang Anda nikmati.
"Jika orang Anda tidak memiliki bola melakukannya, ada sesuatu yang sangat
salah dengan taktik itu." Ketujuh sebuah
taktik yang membosankan terlalu lama menjadi penahan. Komitmen mungkin menjadi
ritual sebagai orang beralih ke masalah lain. Kedelapan jagalah tekanan pada. Gunakan taktik yang berbeda dan
tindakan dan menggunakan semua peristiwa masa untuk tujuan Anda. "Sasaran
utama untuk taktik merupakan pengembangan dari operasi yang akan mempertahankan
tekanan konstan pada oposisi. Inilah yang akan menyebabkan oposisi untuk
bereaksi untuk keuntungan Anda. " Kesembilan ancaman ini lebih menakutkan daripada hal itu sendiri.
Ketika Alinsky bocor kabar bahwa sejumlah besar orang miskin yang akan mengikat
kamar kecil dari O'Hare Airport, pemerintah kota Chicago cepat setuju untuk
bertindak pada komitmen lama untuk sebuah organisasi ghetto. Mereka
membayangkan kekacauan sebagai ribuan penumpang dituangkan pesawat take off untuk menemukan toilet setiap diduduki. Lalu mereka
membayangkan rasa malu internasional dan merusak reputasi kota. Kesepuluh harga sebuah serangan yang berhasil adalah alternatif yang
konstruktif. Hindari terjebak oleh lawan atau pewawancara yang mengatakan,
"Oke, apa yang akan Anda lakukan?" Kesebelas pilih target, beku itu, personalisasi, polarisasi itu.
Jangan mencoba untuk menyerang perusahaan abstrak atau birokrasi. Identifikasi
individu yang bertanggung jawab. Abaikan upaya untuk shift atau menyebarkan
disalahkan.
Nah,
semoga anda semakin dicerahkan dan dapat membantu anda untuk mengembangkan
Kerajaan Allah di muka bumi kita. Silahkan mencoba saudaraku.
Referensi Lebih Lanjut :
1.
Albert Camus, The rebel : an essay on man in revolt, New York : Vintage International, 1991; telah
dibahasa-indonesiakan menjadi Pemberontak : esai tentang manusia dalam
revolusi; -; Camus, Albert; Jakarta : Bentang
2.
Dave Beckwith dan Christina Lopez.,
1997. People Power from the Grassroots.
Center for community change.
3.
Denis Murphy, People Power Organization., Hongkong: Kowloon, 1989; diterjemahkan
menjadi, Mengorganisir Kekuatan Rakyat, Jakarta : PMK HKBP dan URM-Indonesia, 2000.
5.
Jose
P.M.Cunaman, JESUS, the organizer, Christian Conference of Asia,
Urban Rural Mission, 1994, terjemahan PMK HKBP dan URM
–Indonesia, Jesus Sang Organiser, 1998
6.
Saul Alinsky, Reveille for Radicals (New York:
Vintage Books), 1989, (Original publication was in 1946.)
7.
Saul Alinsky, Rules for Radicals: A Pragmatic Primer for Realistic Radicals (New
York: Vintage Books), March 1972 edition, Original publication was in 1971,
lihat juga akses www.crossroad.to/Quotes/communism/alinsky.htm
8.
Stephen L.Carter, The
Dissent of the Governed: A Meditation on Law, Religion, and Loyalty,
Cambridge: Harvard University Press,
1998
[1]
Makalah disajikan pada Kursus Pembinaan Mahasiswa Pascasarjana Magister
Diviniti (MDiv) Sekolah Tinggi Teologi HKBP Pematang Siantar, tanggal 17-18
Nopember 2010 di Tuktuk-Samosir
[2]
Pendeta HKBP Resort Agape Distrik VI Dairi lulusan STT Jakarta 1996 dan MSi
dari Universitas Padjadjaran tahun 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar