ANTARA ETIKA, ETIKET, ESTETIKA, &
MORAL
Oleh : Melvin M.Simanjuntak,
STh, MSi
1. Peng-arti-an Etika & Moral
Etika berasal dari kata “Ethos”
memiliki arti luas, yakni: watak, akhlak, perilaku, perasaan, sikap, adat, cara
berpikir, kebiasaan. Dalam pengertian tunggal “ethos”. Sedang dlm pengertian
jamak “ta etha” hanya berarti “adat istiadat, kebiasaan.
Moral brasal dari kata “mos”
(tunggal), “mores” berarti “adat istiadat”, “kebiasaan”.
Dalam KUBI Poerwadarminta, etika
diartikan “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Dlm Kamus Besar Bahasa Indonesia,
etika diartikan sebagai :
1. Ilmu tentang apa yang baik,
dan apa yang buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
2. Kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai benar dan
salah yg dianut suatu golongan atau masyarakat.
Moral di dlm Kamus Bahasa Inggris
dibedakan dengan “amoral” (tdk berkaitan dengan moral, suasana etis) dan
“immoral” (berkaitan dgn suasana moral/etis).
Sering etika dikaitkan dan
disalah-artikan sbg etiket juga. Keduanya sangat berbeda. Etiket berasal dari
kata “etiquette”, yg berarti “sopan santun”, “tata krama”. Etiket menyangkut
cara perbuatan manusia yg harus dilakukan, misal cebok dengan tangan kiri dan
makan tangan kanan. Etiket bersifat relatif dan hanya di dlm tata pergaulan.
Ada pun persamaannya : etika dan etiket menyangkut perilaku manusia, mengatur akhlak/perilaku manusia berdasar normatif (memberi norma pada manusia
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya ).
Estetika adalah mengenai
keindahan, anggun, cantik, elok, molek. Estetika menyangkut apa sesuatu yg
indah-cantik itu obyektif/subyektif? Apakah sesuatu harmoni, selaras dgn
pikiran2 atau pandangan umum atau tidak? Estetika menyangkut pada takaran,
ukuran, dan bersifat normatif tentang keindahan, elok, cantik. Filsuf
Pythagoras menegaskan bhw aspek estetika adalah menyangkut harmoni,
keselarasan.
2. Etika dan Meta-Etika
Pandangan Meta-etika ( meta
berarti melebihi, melampaui) dikembangkan oleh George Moore, filsuf Inggris.
Kadang2 “meta-etika” diartikan sbg etika
analitis”. Perhatian meta-etika adalah masalah “the is/ought question”. Kalau
sesuatu ada (the is, sbg fakta atau aspek faktual) apakah sesuatu itu harus
atau boleh (ought, bersiifat normatif) dilakukan. Contohnya:
-Tiap orang harus menghormati orangtuanya. (T)
-Lelaki itu adalah orangtua saya. (Antithesis)
-Jadi lelaki itu harus saya hormati. (Sintesis)
3. Kaitan
Etika dan Hukum
Ada pepatah Romawi,“Quid leges
sine moribus?” “Apa artinya hukum jika tak disertai moralitas?”
Etika memerlukan hukum, dan hukum
juga perlu etika. Tanpa etika atau sikap etis maka hukum menjadi ompong, dan
kosong, tak berkekuatan. Mutu hukum akan ditentukan dari aspek etis manusianya.
Etika pun menjadi ompong jika tak dinyatakan, diungkapkan, dijadikan pedoman
hidup, seperti aspek norma dalam Pancasila. Misal: menghormati milik orang
lain, adalah salah satu prinsip etis yang bisa memperkuat aspek hukum.
4. Kaitan
Etika dan Agama
Sebagian besar perilaku manusia
sdh dibatasi dg ajaran agama. Contohnya “dilarang mencuri”, “dilarang
berzinah”. Agama membentuk watak manusia agar hidup yg normatif dan etis.
Berdasarkan ajaran itu perilaku
manusia sudah ditentukan. Perbuatan mencuri dan berzinah, sudah tentu
mendatangkan kecaman, murka dari masyarakat karena masyarakat sdh menganut
ajaran2 agama itu.
Contoh konkret hubungan badan sebelum
pernikahan (sex by accident, sex by human error) adalah masalah etika yg tetap
aktual saat ini ?
5. Alasan
Etika Masih Diperlukan
Beberapa alasan kenapa etika
masih tetap perlu :
1. Dalam masyarakat pluralistik
banyak terjadi perbenturan karena pelbagai perbedaan yang ada; perbedaan suku,
agama, dan budaya.
2. Adanya kecenderungan
perubahan cepat akibat transformasi atau reformasi akan ikut mempengaruhi sikap
etis hidup, misal daya kuat materialisme, konsumerisme, life style, dll
3. Masuknya informasi yang cepat
dan kuat bisa mempengaruhi manusia dalam berperilaku, misalnya timbul
cybercrime, atau ideologi terorisme
4. Dalam masyarakat yg beragama,
tentu diperlukan ketahanan/keteguhan iman dibantu dengan etika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar